RSS

PLASENTA PREVIA


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Sedangkan pada keadaan normal letak plasenta ada di bagian atas uterus (Sarwono, 2006).
Frekuensi plasenta previa pada primi gravida yang berumur > 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primi gravida yang berumur < 25 tahun. Pada grande multipara yang berumur > 35 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur < 25 tahun (klosterman 1973). Angka dari RS Ciptomangunkusumo (1971 – 1975) menunjukkan bahwa frekuensi plasenta previa pada primi gravida yang berumur > 35 tahun kira-kira 2 kali lebih besar dibandingkan dengan primi gravida yang berumur < 25 tahun pada para 3 atau lebih yang berumur < 25 tahun (Sarwono, 2006).
Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa juga dapat mengakibatkan antepartum bleeding yang dapat membahayakan ibu dan janin. Adapun stiologi dari plasenta previa itu sendiri tidak selalu jelas dapat diterangkan, bahwasannya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lalu dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas tinggi.
Pemeriksaan yang akurat adalah dengan USG karena tidak menimbulkan bahaya bagi ibu dan janin dan hasilnya sangat akurat. Penanganan plasenta previa dengan penanganan konservatif, partus pervaginam dan seksio sesarea.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mengembangkan pola pikir dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil dengan plasenta previa menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengkaji data dari pasien(data subyektif) dan data hasil pemeriksaan (data obyektif).
2. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa dari hasil pengkajian
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial berdasarkan diagnosa awal yang ditetapkan.
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera yang dibutuhkan pasien.
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan yang akan diberikan.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan yang dibuat.
7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan


LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Definisi
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari evaluasi kemudian terjadi migrasi spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan terjadinya konsepsi dan pertumbuhan zigot hingga mencapai aterm dalam waktu 280 hari atau 40 minggu (Manuaba, 99).
2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan
 Tanda kehamilan tidak pasti
Subyektif
a. Amenorhoe  HPHT untuk taksiran persalinan + 7 – 3 + 1 (naegle)
b. Nausea dan emesis
c. Mengidam
d. Aneroksia
e. Sering kencing
Obyektif
a. Mamae menjadi besar dan tegang
b. Pigmentasi kulit pada kehamilan > 12 minggu yaitu cloasma gravidarum, hiperpigmentasi areola, linea alba menjadi linea grisea.
c. Epulis padaTrimester I
d. Varices
e. Hegar sign pada Trimester I
f. Chadwick sign
g. Piscasek sign
h. Braxton hicks sign
i. Menentukan adanya HCG pada urine waktu pagi

 Tanda Pasti Kehamilan
a. Dapat diraba dan dikenali
b. Dapat dikenali bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin dan Ballotemen
d. Pemeriksaan Rontgen tampak kerangka janin
e. Pemeriksaan USG tampak janin
f. Fetoskopi


2.1.3 Perubahan Fisiologis pada Saat Kehamilan
1. Rahim dan Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan.
2. Vagina
Mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (chadwicks sign).
3. Payudara
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropir, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu.
4. Sirkulasi Darah
- Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pengenceran darah (haemodilusi). Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30%.
- Entropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor zat asam.
- Jumlah leokosit meningkat sampai 10.000 per ml dan produksi trombosit pun ibu dan janin.
5. Sistem Respirasi
Meningkatnya kebutuhan O2 kira-kira 20% untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.
6. Traktus digestivus
Kadar estrogen meningkat, fonus otot traktus digestivus menurun menyebabkan enek (nausea) dan konstipasi pengeluaran air liur berlebih (salivasi). Mual muntah dipagi hari (morning sickness) pada trimester I.
7. Traktus urinarius
Pada bulan pertama dan akhir kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus sehingga timbul sering kencing, ureter kanan dan kiri membesar karena progesteron terjadi poliuria karena peningkatan sirkulasi darah di ginjal sehingga filtrasi glomerolus juga meningkat 69%.
8. Perubahan Pada Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu disebabkan oleh melanophere stimulating alat-alat tertentu disebabkan oleh Melanophere Stimulating Harmone (MSH) terjadi coasma gravidarum, hiperpigmentasi areola, dan daerah leher, linea alba menjadi linea grisea, striae livide pada perut.

9. Metabolisme dalam Kehamilan
Basal Metabolic Rate (BMR) meninggi 15-20% kebutuhan nutrisi dan zat gizi semakin meningkat untuk pertumbuhan janin dan persiapan laktasi.

2.1.4 Kebutuhan Ibu Hamil
1. Nutrisi
Trimester I : Kebutuhan nutrisi ibu hamil mengalami penurunan karena menurunnya nafsu makan dan timbulnya emesis.
Trimester II : Nafsu makan mulai meningkat seiring dengan semakin berkurangnya emesis kebutuhan nutrisi semakin meningkat.
Trimester III : Kebutuhan nutrisi ibu hamil per hari 2500 kkal.
2. Personal Hygiene
Peningkatan metabolisme menyebabkan produksi keringat meningkat sehingga mandi minimal 2 x sehari dapat membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi.
3. Pakaian
Ibu hamil sebaiknya memakai pakaian longgar dan dapat menyerap keringat sehingga ibu merasa nyaman.
4. Eliminasi
Merupakan fungsi fisiologi untuk membuang bahan-bahan kotoran dari tubuh.
5. Seksual
Pada kehamilan muda hubungan sedapat mungkin dihindari bila terdapat keguguran berulang atau mengancam, demikian pula pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan karena sperma mengandung prostaglandin yang dapat merangsang persalinan. Hubungan seks diperbolehkan pada trimester II dan trimester III awal dan bila kehamilan berjalan normal.
6. Mobilisasi dan Body Mekanik
Mengurangi atau mencegah rasa sakit dan kelelahan pada bagian punggung dengan mempelajari cara duduk berdiri, berjalan, bangun tidur dan mengangkat yang benar dan efektif.
7. Travelling
Sebaiknya dilakukan pada Trimester II karena pada Trimester I ibu sering mual muntah dan pada Trimester III kehamilan semakin tua dan besar, sehingga ibu akan kesulitan.
Kebijakan Program 7 T

1. Timbang
2. Tensi
3. TFU
4. Tablet Fe
5. Tes PMS
6. Temu wicara / konseling
7. Kunjungan minimal 4 x selama hamil 1 x pada Trimester I, 1 x pada Trimester II dan 2 x pada Trimester III.

2.2 Konsep Dasar Plasenta Previa
2.2.1 Definisi
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagaian atau seluruh jalan lahir. (Sarwono, 2006).

2.2.2 Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis : seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis : sebagaian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
4. Plasenta letak rendah : plasenta yang letaknya di segmen bawah uterus tapi belum sampai menutupi pembukaan.

2.2.3 Etiologi
Tidak selalu jelas dapat diterangkan. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lalu dapat menyebabkan plasenta previa, tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas tinggi.

2.2.4 Frekuensi
Frekuensi plasenta previa pada primi garavida yang berumur lebih dari 35 th kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun. Pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 th (Kloosterman 1973).
2.2.5 Gambaran Klinis
- Perdarahan tanpa alasan dan tanpa nyeri.
- Perdaharan dengan darah berwarna merah segar.
- Turunnya bagian terbawah janin kedalam pintu atas punggul akan terhalang.
- Apabila janin telah lahir, plasenta tidak selalu mudah dilahirkan karena sering melakukan perlekatan yang erat.

2.2.6 Diagnosis
- Pada setiap perdarahan ante partum, pertama kali harus dicurigai plasenta previa.
- Anamnesis : perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan > 22 minggu, tanpa nyeri, tanpa alasan, perdarahan berwarna merah segar.
- Pemeriksaan luar : bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti lintang aatu sungsang.
- Pemeriksaan in spekulo : pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui asal perdarahan, bila dari ostium uteri eksternum harus dicurigai adanya plasenta previa.
- Penentuan letak plasenta tidak sungsang : radiografi, radioisotopi, dan ultrasonografi (USG).
2.2.7 Bagan Alur Penanganan Plasenta Previa


















2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney
I. Pengkajian
1. Data Subyektif
1.1 Identitas Klien dan Suami
- Nama : untuk membedakan dengan pasien lain
- Umur : untuk mengetahui keadaan pasien sesuai dengan umurnya
- Bangsa/suku : mengetahui kebudayaan dan adat di daerahnya
- Agama : mempermudah dalam memberikan dukungan spiritual
- Pendidikan : mengetahui status pengetahuan klien
- Alamat : mengetahui tempat tinggal yang dapat dihubungi
- No. Register : mempermudah pencarian data

1.2 Alasan Kunjungan Saat Ini / Keluhan Utama
Mengetahui masalah yang dirasakan oleh pasien saat ini sehingga mempermudah asuhan dan untuk menegakkan diagnosa.

1.3 Riwayat Menstruasi
Mengetahui status kesehatan reproduksi pasien serta dapat menentukan taksiran persalinn dari HPHT.

1.4 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Mengetahui riwayat obstetri pasien yang dapat mengganggu kehamilan persalinan dan nifas saat ini.

1.5 Riwayat Kehamilan ini / ANC / TT
Mengetahui seberapa jauh pasien merawat kehanilannya, sehingga dapat diketahui secara dini bila terdapat kelainan.

1.6 Riwayat Kesehatan
Mengetahui penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh pasien maupun keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan dan keadaan janin.
1.7 Riwayat Psikososial
Mengetahui keadaan psikologis ibu yang dapat berpengaruh terhadap kehamilannya.

1.8 Pola Kehidupan Sehari-hari
- Nutrisi : mengetahui status gizi dan pemenuhan gizi ibu dan janin.
- Eliminasi : mengetahui sistem metabolisme dalam tubuh
- Aktivitas : mengetahui kehilangan energi pada ibu yang dapat
mempengaruhi kehamilannya
- Istirahat : sebagai pemulihan keadaan ibu setelah beraktivitas.

2. Data Obyektif
2.1 Pemeriksaan Umum
Mengetahui kondisi pasien apakah terjadi gangguan pada sistem di dalam tubuh, yang meliputi : ku, kesadaran, BB/TB, TTV.

2.2 Pemeriksaan Obstetrik
- Distansia spinarum : 23 – 26 cm
- Distansia cristarum : 26 – 29 cm
- Bodenlogue : 18 – 20 cm
- Lingkar panggul luar : 80 – 90 cm

3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1. Rambut : mengetahui tingkat kebersihan dan keadaan rambut
2. Muka : mengetahui adanya perubahan karena kehamilan,
anemia, ikterus.
3. Leher : mengetahui adanya kelainan / pembesaran
4. Dada/payudara : mengetahui keadaan payudara untuk persiapan
laktasi
5. Perut : melihat adanya tanda-tanda perubahan karena
kehamilan
6. Vulva : mengetahui keadaan normal / abnormal pada pasien
7. Anus : mengetahui kelainan seperti hemoroid
8. Ekstremitas : apakah ada kelainan seperti odema atau varices.

b. Palpasi
TFU : untuk mengetahui TFU dalam cm (Mc. Donald).
Leopold I : mengetahui TFU dan bagian apa yang ada di fundus
Leopold II : mengetahui bagian-bagian yang ada disamping perut ibu
Leopold III : mengetahui bagian yang ada di bawah dan apakah sudah
masuk PAP atau belum
Leopold IV : mengetahui apakah bagian yang sudah masuk PAP
c. Auskultasi
Mengenali denyut jantung janin dan tingkat kesejahteraan janin.
DJJ normalnya : 120 x/mnt – 60 x/mnt
d. Perkusi
Mengetahui adanya gangguan pada reflek patela. Normalnya : + / +

4. Pemeriksaan Penunjang
Membantu menegakkan diagnosa, yang meliputi pemeriksaan darah (Hb, untuk mengetahui kadar hemoglobin), urine (albumin / protein dan reduksi / glukosa urin).

II. Interpretasi Data
Merupakan kesimpulan dari data subyektif dan obyektif
1. Hamil atau tidak
2. Primi atau multi
3. Tunggal atau kembar
4. Hidup atau mati
5. Tuanya kehamilan
6. Letak janin
7. Intrauterin / ekstrauterin
8. Keadaan jalan lahir
9. Keadaan ibu dan janin

III. Diagnosa / Masalah Potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah ditemukan berdasarkan data yang ada, kemungkinan menimbulkan keadaan yang parah.

IV. Tindakan Segera / Kolaborasi
Mencakup tentang tindakan segera untuk menangani diagnosa / masalah potensial yang timbul.


V. Intervensi
Berisi tentang asuhan-asuhan yang akan diberikan kepada pasien yang sesuai dengan diagnosa / masalah.
- Lakukan komunikasi terapeutik
R/ Menjalin hubungan yang baik dengan pasien.
- Lakukan pemantauan TTV
R/ Mengetahui kondisi kesehatan ibu
- Pantau DJJ
R/ Mengetahui kesejahteraan janin
- Lakukan pemeriksaan penunjang
R/ Membantu menegakkan diagnosa
- Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
R/ Melakukan fungsi independent dalam pemberian terapi.

VI. Implementasi
Berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada klien berdasarkan intervensi yang telah direncanakan.

VII. Evaluasi
Langkah ini merupakan cara untuk mengevaluasi asuhan yang telah diberikan, apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang dibutuhkan klien dan diperlukan pengulangan atau perbaikan jika asuhan belum efektif.


KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi kemudian terjadi migrasi spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan terjadinya konsepsi dan perumbuhan zigot hingga mencapai aterm dalam waktu 280 hari / 40 minggu.
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus yang diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
Plasenta previa totalis, marginalis, parsialis dan plasenta letak rendah yang ditandai dengan gambaran klinis berupa perdarahan tanpa alasan, tidak nyeri dengan darah berwarna merah segar dan bagian terendah janin, sudah masuk PAP. Penanganan pada kehamilan masih prematur dan perdarahannya tidak berbahaya, tidak memerlukan pengakhiran kehamilan segera, indikasi SC untuk plasenta previa totalis.

4.2 Saran
- Diharapkan dengan pembuatan asuhan kebidanan ini bisa meningkatkan upaya kesehatan dan pengetahuan kita.
- Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi, Obstetri Fisiologi, FK. UNPAD Bandung.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 1987. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Gramedia.

0 komentar:

Copyright 2009 RYRI LUMOET. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy | Blogger Templates