RSS

ABORTUS


Tahukah kalian tentang aborsi??? Menurut kalian tindakan itu bahaya nggak… Dalam agama kan uda di jelasin bahwa menghilangkan nyawa itu dosa… tapi kalo itu menyangkut kesehatan dan keslamatan ibu, tindakan tersebut harus dilakukan loh… So???

Gimana yah menyikapi masalah tersebut sehubungan dengan maraknya seks bebas di kalangan remaja bahkan ada yang sampai tua melakukan hal itu…

Sekarang ini banyk ramaja-remaja melakukan aborsi atau pengguguran kandungan di usia muda bahkan di usia sekolah. Kejadian ini sangt memprihatinkan!!!

Olehkarena itu mari kita sama-sama bahas masalah aborsi

* Apa sih aborsi itu??

* Apa penyebabnya??

* Bagaimana klasifikasinya??

* Dan apa saja bahayanya??

Definisi

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus” adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan atau berat bayi kurang dari 500 g (ketika janin belum dapat hidup di luar kandungan).

Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.

Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).

Etiologi

Penyebab abortus bervariasi, secara garis besar ada 2 penyebab Abortus, yaitu :

Maternal.

  1. Infeksi akut

• virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis

• Infeksi bakteri, misalnya streptokokus

• Parasit, misalnya malaria

2. Infeksi kronis

Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.

Tuberkulosis paru aktif.

Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll

Janin

Penyebab paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan hasil konsepsi (pembuahan), baik dalam bentuk Zygote, embrio, janin maupun placenta.

Penyebabkan abortus juga dapat dibagi sebagai berikut :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biayanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor – faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :

- Kelainan kromosom yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks).

- Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.

- Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat – obatan, tembakau, dan alkohol.

2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis Villi korialis karena hipertensi menahun dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu.

3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus abdominalis, anemia berat, keracunan dan toksoplamosis.

4. Kelainan tractus genitalis, seperti petroversio uteri (gravidi inkarsmata), mioma submukos, serviks inkompeten yang dapat di sebebkan oleh kelemahan bawaan pada serviks (dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak di jahit).

5. Kelainan Ovum

Pertumbuhan abnormal fetus sering menyebabkan abortus spontan, dari 100 abortus spontan 48,9% karena ovum yang patologis, 3,2 % karena kelainan embrio , 9,6% karena plasenta yang abnorml.

6. Kelainan genetalia ibu, misalnya :

- Kelainan kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)

- Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.

- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi seperti kurangnya progesteron / estrogen, endomentritis dan mioma sub mukosa.

- Uterus terlalu cepat terenggang (kehamilan ganda, mola).

7. Gangguan sirkulasi plasenta, pad ibu yang menderita (Nefritis, hipertensi, taksemia gravidarum, anomali plasenta).

8. Penyakit ibu.

- Penyakit infeksi yang menyebabkan demam (pneumonia, tipoid, pielitis, rubella, dll).

- Keracunan Pb. Nikotin, gas racun, alkohol, dll.

- Ibu yang asfiksia (dekompensasi kordis, penyakit paru berat, omemisgrafis).

- Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipertiroid, kekurangan vit A, C atau E, diabetes militus.

9. Antagonis rhesus

Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

10. Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atrofi atau faktor serviks, yaitu imkompetensi serviks, servisitis).

11. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi ( sangat terkejut, obat – obatan uterotonika, ketakutan, laparatomi, trauma langsung pada fetus ).

12. Penyakit bapak (umur lanjut, penyakit kronis)

Patofisiologi

Perdarahan pada desidua basalis ® Nekrosis jaringa sekitar ® berhasil konsepsi terlepas sebagian / seluruhnay (benda asing dalam uterus) ® uterus berkontraksi ® mengeluarkan isinya.

Ø Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi kosialis belum menembus desidua.

Ø Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu yntyk villi korialis minembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga menyebabkan banyak perdarahan.

Ø Pada kehamilan 6 minggu ke atas hasil konsepsi dikeluarkan lebih dulu dari plasenta.

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berebagai bentuk adakalanya kantong amnion kosong / tanpak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (bligted ovum), mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion).

Manifestasi klinis

- Terlambat haid / amenore kurang dari 20 minggu.

- Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah / kesadaran menurun, tekanan darah normal / menurun, denyut nadi mormal / cepat, dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.

- Perdarahan pervaginam mungkin disertai keluaran jaringan hasil konsepsi.

- Rasa mules atau keram perut di daerah atas simpisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.

- Pemeriksaan ginekologi.

- Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada / tidak jaringan konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva.

- Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada / tidak jaringan yang keluar dari ostum.

- Colok vagina : portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atai tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai /lebih kecil dari usia kehamilan tidak nyeri saat portio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

Pemeriksaan penunjang

- Tes khamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus.

- Pemeriksaan Deppter / USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

- Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

Klasifikasi bortus

1. Abortus spontan

Abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor – faktor mekanis dan mendisinalis ® disebabkan faktor –faktor alamiah.

2. Abortus provakatus (induced abortion)

Aborsi yang sengaja, dengan memakai obat – obatan maupun alat – alat.

- Abortus medisinalis (abortus therapeulica)

- Abortus kriminalis

a. Klinis aborsi spontan

Ø Abortus kompletus (keguguran lengkap)

Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus)

Terapi = ukerokonika

Ø Abortus inkompletus (keguguran tersisa)

Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plesanta.

Terapi : - Pemberian cairan dan transfusi drah ® bila syok.

- Kelaukan jaringan secepat mungkin ® dengan metode digital dan kurekase.

- Diberi obat uterotonika dan antibiotika.

Ø Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung ).

Keguguran dengan Ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

Terapi : seperti abortus inkompletus.

Ø Abortus iminens (keguguran membakat).

Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan / lebih.

Fetus yang meninggal, bisa :

- Dikeluarkan dengan sendirinya dalam 2 – 3 bulan sesudah fetus mati.

- Diresobsi kembali hingga hilang.

- Mengering dan menipis (fetus papyracceus).

- Menjadi mola karnosa ® fetus yang sudah mati 1 minggu mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.

Terapi : - beri obat agar terjadi his ® fetus dan desidua dapat keluar.

- dilatasi dan kuretase.

- Histerotomia anterior.

Komplikasi : - Timbul hipo aau fibrinogenemia (fetus yang sudah mati melekat erat pada rahim ® sulit kuretase).

Ø Abortus Habitualis (keguguran berulang).

Keguguran yang terjadi 3x / lebih berturut – turut.

Hertig ® 3,6 – 9,8 % dari abortus spontan.

Etiologi : - Kelainan ovum atau spermatozoa ® pembuahan patologis.

- Kesalahan pada ibu, kesalahan plasenta, keadaan gizi ibu, kelainan anatomi rahim.

Pemeriksaan : - Hiterosal fingografi.

- MBR dan kadar iodium darah.

- Psikuanalis.

Terapi : - Pengobatan pada kelainan endometrium lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum konsepsi.

- Mengurangi atau menghentikan merokok dan minum alkohol.

- Pada serviks inkopeten ® opertif (SHIRODKAR atau MC. DONALD ® CERVICAL CARCLAGE).

Ø Abortus infeksiosus dan Abortus septik.

- Keguguran infeksius ® keguguran yang disertai infeksi genital.

- Keguguran septik ® keguguran yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya dalam peredaran darah atau peritonium.

¯

Sering ditemukan pada abortus inkompletus atau abortus buatan yang kriminalis tanpa memperhatikan syarat – syarat asepsis dan antisepsis.

¯

Dapat terjadi peforasi rahim.

Terapi

a. Bila perdarahan banyak ® beri transfusi darah dan cairan.

b. Berikan antibiotik (cukup dan tepat).

c. Lakukan dilatasi dan kuretase.

d. Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.

e. Pada abortus septik ® terapi sama, tapi dosis dan jenis antibiotika di tinggikn dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil biakan dan uji kepekaan kuman.

f. Tindakan operatif ® bila K / U membaik dan panas mereda.

Komplikasi

1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa – sisa hasil konsepsi, bila perlu transfusi darah.

2. Perforasi

Dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi Hiperretrofleksi. Penderita perlu diamati, teliti, jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi / perlu Histerektomi.

3. Infeksi dan tetanus

4. Payah ginjal akut

5. Syok

Bisa terjadi karena perdarahan (syok Hemoragik) dan karena infeksi berat (syok Endosektik).

0 komentar:

Copyright 2009 RYRI LUMOET. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy | Blogger Templates