Stres Menyebabkan Otak Mengecil
Hidup
dalam keadaan stres ternyata tidak hanya bisa mempengaruhi kemampuan berpikir
dan daya ingat karena otak mengecil, tapi juga membuat daya tahan tubuh semakin
buruk dan memudahkan penyakit masuk ke dalam tubuh.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa hormon stres seperti kortisol,
akan meningkatkan resiko untuk menderita hipertensi, penyakit jantung, dan
sebagainya. Ternyata bukan itu saja, penelitian terbaru yang dilaporkan dalam
Jurnal Psychoneuroendocrinology, edisi Desember ini,mengatakan bahwa hormon
stres juga akan membuat otak mengecil. Hormon stres yang tinggi akan membuat
daya ingat menurun dan hippokampus (bagian di otak) akan mengecil. Hippokampus
ini merupakan bagian otak yang berfungsi dalam proses belajar dan daya ingat.
Penelitian yang dilakukan hingga 6 tahun ini, mengukur kadar kortisol dalam
sekelompok orang dewasa. Ditemukan, orang yang mempunyai kadar kortisol yang
tinggi secara terus menerus akan mempunyai test daya ingat yang lebih buruk
dengan dengan orang yang mempunyai kadar kortisol rendah hingga sedang. Selain
itu, paparan yang lama terhadap kadar kortisol yang tinggi akan membuat daerah
hippokampus di otak, mengecil sebanyak 14%. Mungkin ini dapat menjelaskan mengapa
pada beberapa orangtua menunjukkan daya ingat maupun kemampuan berpikir yang
buruk, sedang orangtua lainnya menunjukkan sebaliknya.
Bagaimana pengaruh kortisol terhadap anak-anak? Peneliti menemukan,
peningkatan kortisol secara temporer mempengaruhi kemampuan berpikir dan daya
ingat, tapi ini hanya terjadi secara temporer pula. Penelitian lain menunjukkan
bahwa anak dan remaja yang berasal dari golongan sosial ekonomi lemah
menunjukkan kadar hormon stres yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berasal
dari golongan sosial ekonomi yang lebih mampu. Ini menunjukkan bahwa stres
dapat mempengaruhi fungsi otak, tanpa melihat pada usia. Dan stres dapat
terjadi pada semua kelompok usia yang akan mempengaruhi fisik maupun mental
penderitanya.
Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh para peneliti dari
Australia membuktikan bahwa ada kaitan ilmiah antara tekanan emosional dan
sakit. Mulai dari masuk angin biasa hingga kanker. Kelompok peneliti dari
Gervan Institute, Sydney, pekan lalu, mengumumkan mereka menemukan hormon yang
dilepaskan ke tubuh saat orang dilanda stres, yakni neuropeptide Y (NPY)
merongrong sistem kekebalan tubuh. Sehingga, membuat anda jatuh sakit.
"Sampai kini ada bukti kuat kaitan antara otak dan sistem kekebalan.
Namun pada saat ini kita telah mendapatkan koneksi itu, Saat stres, saraf
melepaskan banyak NPY. Hormon itu masuk ke aliran darah, tempat hormon tersebut
menghuni sel-sel dalam sistem kekebalan dan membinasakan patogen dalam tubuh.
Bahwa stres membuat anda sakit kini bukan lagi suatu mitos. Itu kenyataan dan
kita perlu menghadapinya dengan serius."
ujar Fabienne Mackay Peneliti dari Australia
ujar Fabienne Mackay Peneliti dari Australia
Penemuan kelompok itu dipublikasikan dalam Journal of Experimental Medicine
edisi Senin. Para peneliti mengemukakan mereka berharap karya mereka akan
menghasilkan dua jenis intervensi terapeutik. Herbert Heerzog salah satu
ilmuwan lainnya, mengemukakan neuropeptide Y telah diketahui akan mempengaruhi
tekanan darah dan detak jantung. Namun temuan dampak hormon itu pada sistem
kekebalan telah membuka pintu baru untuk mengatasi berbagai penyakit.
"Stres membuat anda lebih rentan saat anda, misalnya terkena flu, dan
bahkan dalam situasi yang lebih serius, seperti kanker. Hormon itu dapat
membuat sakit menjadi lebih parah dalam situasi ini," kata dia kepada
Radio ABC.
Penyakit
lain yang memiliki kaitan dengan stres antara lain rhematoid arthritis,
multiple scelerois, penyakit Crohn, diabates tipe 1 serta lupus. Mackay
menjelaskan, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan obat guna
menghadapi pengaruh NPY. Solusi terbaik untuk jangka pendek adalah memerangi
stres mereka. "Hal terbaik yang dilakukan adalah menghilangkan stres dari
kehidupan kita dengan cara mengorganisasi kembali cara hidup kita. Mengubah gaya hidup kita dan menggunakan berbagai cara, seperti yoga dan
relaksasi, semampu kita," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar