BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Atasan / pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.
1.2 Tujuan
Belajar tentang manajemen kepemimpinan dalam keperawatan.
Menganalisis sebuah masalah yang behubungan dengan kepemimpinan.
Menjelaskan tentang teori dasar kepemimpinan.
1.3 Rumusan Masalah
Perawat Anna Alfathunnisa sudah 10 thn bertugas sebagai perawat di RSUD Dr. Wirosableng. Sekarang perawat anna baru pulang dari tugas belajar program pendidikan Ners dan mendapatkan promosi sebagai kepala ruangan Kelantan. Perawat anna selalu member instruksi terhadap perawat yuliana, sedangkakkn perawat husna diberikan kebebasan untuk bertindak.
Klarifikasi :
Kepemimpinan?
- Bagaimana kekuasaan dalam kepemimpinan?
- Apa macam-macam teori kepemimpinan?
Gaya kepemimpinan?
- Apa macam-macam gaya kepemimpinan?
- Masalah diatas termasuk pada gaya kepemimpinan yang bagaimana?
Kepemimpinan yang efektif?
- Bagaimana kepemimpinan yang efektif dapat diterapkan dalam masalah diatas?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu (Paul Hersay, Ken Blanchard).
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan lebih besar untuk menunjukkan dan mempengaruhi perilaku yang lain dibanding dipengaruhi (Nur Salam).
2.2 Kekuasaan dalam Kepemimpinan
Menurut Gardner yang dikutip oleh Russel C. Swanburg (2000) mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu kapasitas uuntuk memastikan hasil dari suatu keinginan dan untuk menghambat mereka yang tidak mempunyai keinginan.
Dasar - dasar kekuasaan :
Franch dan Raven mengemukakan lima dasar kekuasaan interpersonal, yaitu :
a. Kekuasaan legitimasi
Kekuasaan yang sah adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sehubungan dengan posisinya. Kekuasaan legitimasi tidak tergantung kepada bawahan. Seseorang dengan posisi yang lebih tinggi dalam organisasi mempunyai kekuasaan pada orang-orang yang di bawahnya.
b. Kekuasaan penghargaan
Pimpinan yang menggunakan kekuasaan legitimasi dapat menggunakan penghargaan untuk memperoleh kerja sama dari bawahan. Bawahan mungkin akan menanggapi petunjuk atau permintaan apabila pimpinan dapat menyediakan penghargaan yang bernilai, misalnya: kenaikan gaji, pemberian bonus, pemberian hari libur dan lain-lain.
c. Kekuasaan paksaan
Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan dengan hukuman. Bawahan akan tunduk karena ketakutan. Walaupun kekuasaan paksaan mungkin digunakan untuk memperbaiki perilaku yang tidak produktif dalam organisasi, namun seringkali menghasilkan akibat yang sebaliknya.
d. Kekuasaan kharisma
Seseorang pemimpin yamg kharismatik dapat mempengaruhi orang karena benar - benar dari pribadi dan tingkah laku dari pimpinan tersebut.
e. Kekuasaan ahli
Seseorang yang mempunyai keahlian khusus mempunyai nilai yang lebih tinggi. Kekuasaan ini tidak terikat pada urutan tingkatan.
Kelima dari tipe kekuasaan interpersonal di atas adalah saling ketergantungan karena tipe-tipe tersebut dapat dipakai dengan cara dikombinasikan dengan berbagai cara dan masing-masing dapat mempengaruhi yang lainnya.
Dalam kasus diatas sangat nampak bahwa kekuasaan paksaan sangat dominan, seharusnya seorang bawahan/ karyawan harus menghasilkan sifat produktif, yang memerlukan instruksi dan keadilan dari seorang pemimpin, supaya tujuan yang akan dicapai bisa berhasil dan memuaskan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menghendaki kekuasaan akan mempengaruhi tingakah laku dari para pegawai untuk suatu kebaikan dari organisasi, bukan untuk keuntungan pribadi.
2.3 Macam-macam Teori Kepemimpinan
a. Teori Bakat
Seorang pemimpin dilahirkan artinya, bakat-bakat tertentu yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin diperoleh sejak lahir.
b. Teori Situasi
Muncul akibat hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan seoranng pemimpin, tapi dapat menjadi pemimpin yang baik.
c. Teori Ekologi
Seseorang memang dapat dibentuk utnuk menjadi seorang pemimpin tapi utnuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat-bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.
d. Teori Z
Dikemukakan oleh Ouchi (1981), teori ini merupakan pengembangan dari teori Y dari Mc Gregar dan mendukung gaya kepemimpinan demokratif. Teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan menempatkan pegawai sesuai keahliannya.
e. Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf/pegawai adalah manusia sebagai suatu system terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis.
f. Teori Kontemporer
Ada 4 komponen dalam teori ini :
- Manajer
- Staf dan atasan
- Pekerjaan
- Lingkungan
2.4 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai penampilan karakteristik atau tersendiri juga didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri. Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama, maka gaya kepemimpinannya pun juga tidak sama dan sering di kaitkan dengan pola manajemen (pattern of manajemen) dan dengan pembicaraan tentang perilaku.
Macam-macam Gaya Kepemimpinan :
• Otokratis
Gaya ini ditandai dengan ketergantungan kepada yang berwenang dan biasanya menganggap bahwa orang-orang tidak akan melakukan apa-apa kecuali jika diperintahkan. Gaya ini tidak mendorong adanya pembaruan. Pemimpin menganggap dirinya sangat diperlukan. Keputusan dapat dibuat dengan cepat.
• Laissez-faire
Ini sama sekali bukanlah kepemimpinan. Gaya ini membiarkan segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya.
• Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator ( dictatorial leadership style ) ini upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutanserta ancaman hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan, karena mereka dianggap hanya sebagai pelaksana dan pekerja saja.
• Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis ( democratic leadership style ) ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik, tapi dalam mengambil keputusan cenderunng lambat.
Masalah diatas dalam melakukan kepemimpinan menggunakan gaya otokratisa dan laissez-faire, karena pada perawat Yuliana selalu diberi instruksi, sehingga gaya ini mengacu pada gaya kepemimpinan otokratis, karena gaya ini ditandai dengan ketergantungan dan menganggap seseorang tidak akan melakukan apa-apa kecuali diperintah. Begitu juga sebaliknya pada perawat husna mengacu pada gaya laissez-faire, karena selalu diberikan kebebasan dan segala sesuatu akan berjalan dengan sendirinya.
2.5 Kepemimpinan yang Efektif
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat.
Kepemimpinan yang efektif adalah seorang katalisator dalam memudahkan interaksi yang efektif diantara tenaga kerja, bahan dan waktu.
Pemecahan masalah yang tepat, agar masalh kepemimpinan dalam masalah di atas adalah dengan pemimpin yang netral, yang tidak memutuskan dan tidak ambil bagian dalam isi diskusi kelompok sebenarnya, namun membantu para anggota untuk berkomunikasi secara efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari masalah diatas dapat disimpulkan bahwa perawat anna melakukan kepemimpinan menggunakan gaya otokratisa dan laissez-faire. Kekuasaan yang di pakai juga hanya menggunakan kekuasaan paksaan, sehingga tidak bisa menghasilkan karyawan yang produktif.
3.2 Saran
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menghendaki kekuasaan akan mempengaruhi tingakah laku dari para pegawai untuk suatu kebaikan dari organisasi, bukan untuk keuntungan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Company, Wb. Saunders, 1989, MANAJEMEN KEPERAWATAN.
Graha Cendikia, KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN.
Nadine, MACAM-MACAM GAYA KEPEMIMPINAN, Education 2008.
Swanburg, C. Russel, PENGANTAR KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN, Jakarta : EGC, 2000.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar