TUBERCULOSIS PARU
A. TUBERCULOSIS (TBC PARU)
PENGERTIAN
Ø Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Prof. Dr. Sulianti Saroso)
Ø Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh hidup lainnya yang mempinyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. (Fitriani)
Ø Tuberkulosis adalah penyakit infeksi akibat infeksi kuman Mycobacterium yang bersifat sistemis (menyeluruh) sehingga dapat mengenai hampir seluruh organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi yang pertama kali terjadi. (TAKA)
Ø TBC atau tuberculous adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, yang dapat menyerang paru-paru atau di luar paru-paru, seperti meningitis (radang otak), TBC kulit, TBC usus, TBC ginjal, Synovitis tb (sendi) dan Spondylitis tb (TBC tulang belakang). (Yasi Setiawan)
Ø Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa
Ø Tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi, diantaranya adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajad rendah, nyeri dada dan batuk darah. (Mansjoer, Arief, 473:2001)
Ø TBC adalah penyakit akibat infeksi kuman “Mycobakterium Tuberculosis Sistem” sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak diparu yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. (Mansjoer, Arief, 459:2001)
Ø TBC adalah penyakit TB paru atau disebut penyakit batuk darah yang disebabkan oleh kuman TBC yaitu “Mycobakterium Tuberculosis” (Depkes,2000)
Ø Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang dapat diobati, yang disebabkan oleh bakteri (kuman).(HM Bambang Irawan)
Ø Tuberculosis (TBC paru-paru) adalah penyakit infeksi menular yang menyebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemis, yaitu kuman aeroh yang dapat hidup terutama di paru-paru sebagai lokasi infeksi yang pertama terjadi atau diberbagai organ tubuh hidup lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi.(Unik Andrianingsih)
B. EPIDEMIOLOGI
Ø Agent : penyakit ini adalah mycobacterium tuberculosis yang terbentuk batang dan tahan asam. Ukurannya 0,3x2 sampai 4 µm. Penularan dapat terjdi dari orang ke orang dengan menyebabkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (tetesan/percikan dahak). Penularan jarang terjadi dengan kontak langsung atau barang-barang yang terkontaminasi, orang dewasa yang terinfeksi TBC dapat menularkan mycobacterium tubrculosis ke anak.
Ø Orang : Penyakit ini bisa saja mengenai semua orang dan tidak spesifik pada jenis kelamin tertentu, jadi penyakit ini bisa menyerang pria, wanita, tua, muda, kaya, dan miskin. Serta dimana saja. TBC paru ini cenderung mengenai usia produktif yaitu (15-40) tahun dan diatas 25 tahun. Factor resiko yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi TB adalah daya tahan tubuh yang rendah dan diantaranya dikarenakan oleh gizi buruk atau HIV/AIDS.
Ø Tempat : TBC paru terutama menonjol di populasi yang mengalami stress, nutrisi jelek, lingkungan yang padat penuh sesak dan kumuh, perawatan kesehatan yang kurang, sirkulasi udara yang kurang baik dan perpindahan penduduk. Infeksi pada usia muda lebih banyak terjadi di
Ø Perilaku : Penyakit ini juga bisa mengenai orang yang terinfeksi HIV, DM, hubungan intim dengan pasien yang mempunyai spuntum positive,pecandu alkohol,dll.
C. AGENT OF DISEASE
Agent penyakit ini adalah mycobacterium tuberculosis yang berbentuk batang dan tahan asam pada pewarnaan dan juga disebut pula sebagai basil tahan asam (BTA). Ukurannya 0,3X2 sampai 4 cm. Mycobacterium tuberculosis tidakmemiliki kapsul, tumbuh lambat pada pembenihan, sehingga memerlukan waktu antara 4-6 minggu. Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab, mati pada air mendidih. Dalam jaringan tubuh kuman dapat dormant, tertidur selama beberapa tahun. Micobacterium Tuberulosis merupakan patogen manusia yang sangat penting.
Morfologi dan Identifikasi mycobacterium tuberculosis :
- Tipikal Organisne : Dalam jaringan, basil tuberkel adalah bakteri batang lurus dengn ukuran sekitar 0,4 - 3µm.
- Biakan : Media unuk membiakkan micobakeria adlah dengan media agar semisinteik, media telur inspisasi, media kaldu.
- Karakteristik Pertumbuhan : Mikobacteria merupakan aerobik obligat yang memperoleh energi dari oksidasi beberapa senyawa karbon sederhana.
- Reaksi terhadap agen fisik dan kimia : cenderung resisten terhada agen kimia dari pada bakeri lain karena sifat hidrofobik permukaan sel dan perumbuhannya.
- Variasi : dapat terjadi dalam koloni, pigmentasi, virulensi, temperatur perumbuhan yang optimal dan beberapa tanda pertumbuhan atau seluler lain.
- Patogenesis Mikobacteria : Kemempuan Mikobacteria untuk menyebabkan lesi dalam spesies.
D. GEJALA KLINIS DARI PENYAKIT
Gejala tuberculosis dibagi menjadi 2 yaitu gejala umum dan no spesifik dan gejala spesifik sesuai dengan organ yang terkena.:
a. Gejala umum/non spesifik, yaitu:
§ Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau pada anak berat badan tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi.
§ Anoreksia dengan gagal tumbuh dan berat tidak naik
§ Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid,
§ Pembesaran kelenjar limfe superficial multiple dan tidak nyeri
§ Batuk lebih dari 30 hari dengan atau tanpa dahak/ juga berupa batuk dara.
§ Sesak nafas dan rasa neri dada
§ Rasa kurang enak badan (malaise)
§ Diare persisten tidak sembuh dengan pengobatan diare
b. Gejala spesifik seusia organ yang terkena, yaitu :
§ TBC kulit/ skotuloderma
§ TBC tulang dan sendi, meliputi
Ø Tulang punggung (spondilitis): gibbus/bangkuk.
Ø Tulang panggul (koksitis) : pincang
Ø Tulang lutut pincang dan bengkok
Ø Tulang kaki dan tangan, dengan gejala pembengkakan sendi dan pincang
§ TBC otak dan syarat : meningitis dengan gejala iritabel, kaku kuduk muntah dan kesadaran menurun.
§ TBC mata: conjungtivitas, tuberkelkhoroid, dan lain-lain.
Pada anak-anak primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh bakteri tuberculosis) tidak menampakkan gejalanyameskipun dengan pemeriksaan X-ray. Jarang terlihat adanya pembesaran getah bening dan batuk-batuk.
E. PROSES TERJADINYA PENYAKIT
1. Host
Hostnya adalah manusia yang pertama kali terkena kuman TB, dan bisa juga mengenai semua orang dan tidak spesifik pada jenis kelamin tertentu. Kecenderungan penyakit TB mengenai usia produktif yaitu diatas 25 tahun.` Penyakit ini juga bisa mengenai orang yang terinfeksi HIV, DM, hubungan intim dengan pasien yang mempunyai spuntum positive,pecandu alkohol,dll.
2. Agent
Agent dari penyakit ini adalah adalah mycobacterium tuberculosis yang berbentuk batang dan tahan asam. Ukurannya 0,3x2 sampai 4 µm. . Penularan dapat terjdi dari orang ke orang dengan menyebabkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (tetesan/percikan dahak). Penularan jarang terjadi dengan kontak langsung atau barang-barang yang terkontaminasi, orang dewasa yang terinfeksi TBC dapat menularkan mycobacterium tubrculosis ke anak.
3. Environment
Factor lingkungan yang berpengaruh pada penyakit seperti ini adalah sirkulasi udara yang kurang baik, permukiman yang padat dan kumuh, Keadaan social ekonomi yang rendah juga mempengaruhi pada budaya tertentu, penyakit TBC paru dianggap disebabkan oleh keracunan zat-zat tertentu, sehingga penderita tidak diobati/diperlakukan dengan selayaknya.
F. CARA PENULARAN
Berdasarkan penularannya, Tuberculosis dapat dibagi menjadi 3 bentuk :
Ø Tuberculosis Primer
Terdapat pada anak-anak. Setelah usia 6-8 minggu kemudian mulai dibentuk mekanisme imunitas dalam tubuh, sehingga tes tuberculin menjadi positif.
Ø Reaktifasi dari tuberculosis primer
10% dari infeksi tuberculosis primer akan mengalami reaktifasi, terutama setelah 2 tahun dari infeksi primer.
Ø Tipe reinfeksi
Dapat terjadi apabila terdapat penurunan dari imunitas tubuh atau terjadi penularan secara terus menerus oleh kuman tersebut.
Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC.
Masuknya Mikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-paru, dimana segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding paru berusaha menghambat bakteri TBC ini melalui mekanisme alamianya membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan berdiam/istirahat (dormant) seperti yang tampak sebagai tuberkel pada pemeriksaan X-ray atau photo rontgen.
Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC
Dalam perjalanan penyakit yang lebih lanjut, sebagian besar penderita TB paru primer (90%) akan sembuh sendiri dari 10% akan mengalami penyebaran eksogen yaitu karena infeksi baru dari luar dan proses ini disebut TBC Paru Post Primer. TBC post Primer kerusakan jaringan lebih cepat, karena sudah ada kekebalan terhadap infeksi basilTBC. Fokus infeksi jaringan paru yang disebut kavitas. Bila kavitas tersebut lama-lama diliputi oleh anyaman pembuluh bakteri, dan bila pecah dapat mengakibatkan kematian, karena saluran nafas tersumbat oleh bekuan darah. Bila daya tahan tubuh melemah maka basil akan menyebar ke paru lain, bahkan menyebar melalui aliran limfe dan darah ke organ lain.
G. PROSES PERJALANAN PENYAKIT ALAMIAH
1. PREPATOGENESIS
Kuman mycobacterium tuberculosis ini masuk ketubuh seseorang melalui inhalasi droplet yang mengandung tuberkel-tuberkel dari orang yang terinfeksi. Pada awalnya individu ini tidak akan menampakkan gejala sehingga hanya bisa diketahui dari pemeriksaan lanjutan.
2. PATOGENESIS
Proses perjalanan penyakit ini didalam tubuh dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu tingkat virulensi organisme, perkembangan sensitifitas dan imunitas atau kekebalan terhadap organisme serta patogenesis dari nekrosis kaseosa.
Setelah kuman ini masuk kedalam tubuh akan terjadi reaksi peradangan, sehingga merangsang rweaksi antigen antibody. Peradangan ini bisa sembuh sendiri atau semakin berkembang biak didalam sel yang akan menyebabkan timbulnya jaringan parut dan juga nekrosis.
3. TAHAP PENYAKIT DINI
Infeksi terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
4. TAHAP PENYAKIT LANJUT
Setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya. Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit.
Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis. Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik.
5. TAHAP AKHIR PENYAKIT
Dalam perjalanan penyakit yang lebih lanjut, sebagian besar penderita TB paru primer (90%) akan sembuh sendiri dari 10% akan mengalami penyebaran eksogen yaitu karena infeksi baru dari luar dan proses ini disebut TBC Paru Post Primer. TBC post Primer kerusakan jaringan lebih cepat, karena sudah ada kekebalan terhadap infeksi basil TBC. Jika tanpa pengobatan, setelah lima tahun, 50 % dari penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25 % sebagai kasus Kronik yang tetap menular (WHO 1996).
H. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT
1. Primer :
Ø Healthy Promotion :
§ Pengadaan rumah sehat dengan ventilasi yang memadai.
§ Perilaku hidup bersih dan sehat.
Ø Preventif (spesific) :
§ Perbaikan gizi
§ Menutup mulut bila batuk serta tidak mengeluarkan dehak di sembarang tempat dan menyediakan tempat ludah yang di beri lisol.
§ Vaksin BCG yang sebaiknya diberikan sejak masih kecil
§ Terapi TBC :
WHO merekomendasikan strategi penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan istilah DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy). Dalam strategi ini ada tiga tahapan penting, yaitu mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung.
§ Imunisasi :
Imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC. Vaksin TBC, yang dikenal dengan nama BCG terbuat dari bakteri M tuberculosis strain Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Basil tuberkel avirulen yang hidup beragam, khususnya BCG, telah dimanfaatkan unuk menimbulkan resistensi tertentu pada pemaparan yang berakibat terhadap infeksi.
2. Sekunder :
Ø Diagnosis :
Penemuan Penderita Tuberkulosis Pada Orang Dewasa. Penemuan penderita TB dilakukan secara Pasif, artinya penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif.
Ø Pengobatan :
Pengobatan yang tepat dan efektif terhdap pasien tuberkulosis aktif dan tindak lanjut terhadap kontaknya dengan tes tuberkulin, sinar-X, dan pengobatan yang tepat adalah dengn cara pengawasan terhadap tuberkulosis yang muncul kembali. Pemberian obat pada seorang yang positif tuberkulin asimtomatik harus mendapatkan obat immunosuppresif untuk mengurangi reaktivasi infeksi.
3. Tersier :
§ Pemerintah
§ Obat di Puskesmas diberikan dalam bentuk Kombipak.
§ Dibentuknya GERDUNAS-TBC (Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TBC).